Cara Menghadapi Pasangan dengan Gangguan Kecemasan

Gaya Hidup  
Pasangan dengan gangguan kecemasan membutuhkan dukungan
Pasangan dengan gangguan kecemasan membutuhkan dukungan

Banyak orang memiliki pasangan dengan gangguan kecemasan. Mungkin pasangan kita rela menyetir bus ratusan kilometer, menyeberang pulau, ketimbang naik pesawat. Mungkin pasangan kita menelepon setiap saat karena kita sedang perjalanan ke luar kota bersama teman-teman kantor.

Ada juga pasangan yang terus menolak jika diajak ke sebuah acara oleh pasangannya. Penelitian menunjukkan ketika salah satu pasangan memiliki gangguan kecemasan, itu bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan. Namun, jika pasangan belajar mengatasi gangguan kecemasan bersama, itu bisa membuat hubungan lebih kuat.

Gangguan kecemasan rupanya banyak, mulai dari panik, fobia, post-traumatic stress disorder (PTSD), obsessive-compulsive disorder (OCD), dan generalized anxiety disorder (GAD). Psikolog di New York Psikolog, Ernesto Lira de la Rosa mengatakan kecemasan sendiri sebetulnya emosi normal yang dialami setiap orang. Itu baru disebut gangguan jika levelnya sudah berlebihan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kecemasan menjadi gangguan dan bisa didiagnosis ketika terjadi terus menerus dan mengganggu fungsi sosial, emosional, dan psikologis seseorang.

Sebuah penelitian diterbitkan dalam Jurnal Abnormal Psychology pada 2010 mencontohkan suami bisa merasa tertekan ketika memiliki istri dengan gangguan kecemasan. Istri yang terdiagnosis gangguan kecemasan kerap merasa hubungan pernikahannya tidak baik.

Berikut beberapa saran ahli jika kita memiliki pasangan dengan gangguan kecemasan.

1. Belajar berempati

Gangguan kecemasan bersifat individual. Kita perlu belajar kapan gejala itu muncul supaya bisa berempati pada pasangan. Jangan mengurangi dan melebih-lebihkannya.

Ketika pasangan menghadapi gangguan kecemasan, tugas kita sebagai pasangan adalah mengerti, bukan berbelas kasih, bukan pula menuntut pasangan menyembuhkan diri.

2. Mau mendengarkan pasangan

Ada baiknya kita mengakui perasaan pasangan dan mendorongnya berbicara tentang gangguan kecemasannya, seperti bagaimana gejalanya, apa saja yang memicunya, dan bagaimana biasanya pasangan mengatasinya.

Ada kemungkinan seseorang dengan gangguan kecemasan tidak tahu apa yang dibutuhkan saat ini. Kita mungkin sebatas sabar mendengarkan saat dibutuhkan. Kehadiran kita mungkin bisa mengurangi dampak negatifnya.

3. Tanyakan apa yang bisa kita bantu

Sangat penting untuk tidak menawarkan bantuan khusus kecuali secara eksplisit diminta pasangan kita. Apa yang berhasil untuk satu orang belum tentu berhasil untuk orang lain.

Setelah kita berbicara dengan pasangan tentang pemicunya, dan apa yang cenderung dilakukan untuk meredakan kecemasannya, maka kita bisa bertanya apa yang bisa kita bantu saat itu.

Gangguan kecemasan salah satunya bisa diatasi dengan gerakan fisik, seperti bernapas teratur. Ingatkan pasangan untuk menarik napas dan mengembuskannya.

4. Tetapkan batasan

Bersabar dan berbelas kasih dengan pasangan yang memiliki gangguan kecemasan itu penting, tetapi kita juga perlu menetapkan batasan demi kesehatan mental kita.

Contoh kasus, orang tua kita ingin berkunjung ke rumah kita selama seminggu, tetapi pasangan kita mengatakan hanya bisa dua hari.

Kita bisa mengatakan sesuatu, seperti, "Aku tahu kamu cemas dengan kedatangan ayah ibu, tetapi kehadiran mereka juga bagus untuk menjalin kedekatan anak-anak dengan kakek neneknya. Mari kita cari bersama-sama menyatukan pikiran supaya kunjungan ayah ibu berjalan lancar."

5. Jaga diri kita

Tidak apa jika sesekali kita emosi, frustasi, marah, sedih, merasa bersalah, putus asa, atau tidak berdaya menghadapi pasangan dengan gangguan kecemasan. Biarkan pasangan tahu kita juga merasakan beban sama sepertinya.

Bila perlu kita bersama mendatangi terapis atau psikolog. Jika pasangan terlalu mengandalkan kita, kapan lagi pasangan belajar mengelola kecemasannya sendiri? Justru itu membuat hubungan makin tegang.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image