Mengapa Anak Autisi Sering Menutup Telinga?
Pernah melihat anak autis tiba-tiba menutup telinga dengan kedua telapak tangan ketika berada di tengah keramaian?
Sistem saraf otonom kita berfungsi sebagai pengontrol. Dia mengambil informasi dari indra kita, misalnya telinga kemudian memutuskan suara mana yang lebih penting dan bagaimana cara bereaksi terhadap suara tersebut. Nah, pada anak autisi, sistem saraf ini bermasalah.
Anak autisi yang kurang peka terhadap informasi sensorik bisa jadi melukai dirinya sendiri atau bereaksi berlebihan yang akhirnya membahayakan diri.
Apa yang membuat anak autisi begitu sensitif terhadap suara?
Sebetulnya anak autisi bisa mendengar layaknya anak-anak normal. Masalah mereka bukanlah tuli atau pendengaran kurang tajam.
Masalah sebetulnya adalah anak tidak fokus. Filter suara di telinga dan otak anak tidak berfungsi dengan baik.
Sekarang mari kita bayangkan kondisi berikut
Anak autis berada di sekolah umum. Di dalam kelas dia menerima banyak rangsangan suara.
Ada teman-teman sekelasnya yang bernapas. Ada anak-anak lain berjalan di lorong sekolah. Jam dinding berdetak. Kipas angin atau pendingin ruangan kelas berembus.
Mesin pemotong rumput dari tukang kebun sekolah berdengung di luar jendela. Belum lagi suara bus atau kereta api lewat beberapa kilometer dari sekolah. Dan tentunya suara guru yang sedang berbicara.
Jadi, dari sekian banyak suara yang mereka terima, suara mana yang anak dengarkan?
Jawabannya adalah tidak ada yang tahu. Mungkin saja anak lebih fokus mendengar suara kereta api karena menurutnya lebih menarik dan lebih tinggi nadanya. Mungkin saja anak lebih fokus pada suara teman-temannya di kelas.
Kita yang normal biasanya bisa menyaring semua kebisingan di luar. Kita bisa mengabaikan suara apapun dan fokus mendengarkan guru menerangkan pelajaran.
Berbagai penelitian menyebutkan 65 persen individu dengan autism spectrum disorder menunjukkan kepekaan terhadap suara. Mereka mungkin menunjukkan berbagai respons menerima suara.
Ada yang berperilaku ekstrem, misalnya melukai diri atau merusak barang ketika mendengar suara bising. Ada yang mendadak hiperaktif, misalnya berlari, berlompatan, dan melakukan stimming.
Ada yang mengabaikan atau seolah menghalangi segala bentuk suara di telinga. Mereka berusaha menghindari input sensorik yang menurutnya menyakitkan dan membuat tidak nyaman.
Beberapa cara untuk menenangkan anak autis yang sensitif terhadap suara adalah menggunakan ear plug ketika berada di tengah keramaian, atau jauhkan anak dari pusat keramaian.