Tips Agar Autisi Balita Mau Pangkas Rambut
Banyak orang tua kesulitan saat harus memangkas rambut anaknya yang didiagnosis autism spectrum disorder (ASD). Pangkas rambut bisa menjadi pengalaman traumatis bagi anak spesial, terlebih yang masih balita.
Sayangnya potong rambut adalah rutinitas anak yang dilakukan setidaknya sekali tiga bulan. Saya termasuk ibu yang menghadapi tantangan sama pada mulanya. Anak saya sampai berusia 2,5 tahun selalu tantrum begitu dibawa ke salon pangkas rambut, demikian juga ketika saya memangkas rambutnya secara mandiri di rumah.
Anak dengan spektrum autisme memiliki masalah sensorik, sehingga tidak senang rambutnya dipotong. Kegiatan potong rambut seolah membuat anak merasa sakit secara fisik. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
1. Diet komprehensif
Hal pertama yang perlu dilakukan, dan tentunya tidak instan adalah menjalankan diet komprehensif. Autisme adalah penyakit neurobiologis yang disebabkan faktor keturunan atau genetik dan faktor lingkungan, salah satunya makanan.
Beberapa diet yang dijalankan anak autisi adalah diet gluten, kasein, kedelai, jagung, gula, bahan kimia, dan diet elektronik. Diet akan meningkatkan fokus dan konsentrasi anak. Perilaku anak yang tadinya buruk perlahan membaik jika dietnya dilakukan secara benar.
2. Pilih tukang cukur yang pengertian
Ada baiknya kita memberi tahu terlebih dahulu kondisi anak kita pada tukang cukur rambut yang kita pilih. Minta pengertian mereka agar lebih sabar dan berhati-hati menangani anak istimewa kita.
Biasanya saya dan suami akan menyurvei beberapa tempat pangkas rambut untuk anak kami yang spesial. Saya rasa survei ini tidak berlebihan, sebab ketika anak kita bisa nyaman di tempat tersebut, maka seterusnya dia akan memangkas rambut di tempat sama.
3. Kasih contoh orang terdekat
Saya mula-mula hanya membawa putra saya ke salon pangkas rambut untuk menemani papa dan saudara kembarnya potong rambut. Saya biarkan putra saya yang spesial ini melihat prosesnya.
Sesekali saya mendekati papanya yang sedang dipangkas rambut. Tujuannya untuk menyadarkan putra saya bahwa tak perlu khawatir berlebihan dengan cukur rambut.
4. Cukur rambut pakai gunting
Banyak anak autisi balita ketakutan dan histeris mendengar suara alat pencukur rambut menyentuh kulit kepalanya. Anak akan menggeliatkan badan setiap kali didudukkan di bangku yang menghadap kaca, menolak dipasangkan mantel cukur, kemudian menangis, berteriak, dan ujung-ujungnya tantrum.
Jika tantrum berlanjut, kita bisa meminta tukang cukurnya menggunakan gunting saja. Suara gunting relatif ramah di telinga anak. Kita juga bisa memasang ear plug di telinga anak untuk meredam suara alat cukur.
5. Alihkan perhatian anak
Alihkan perhatian anak agar jangan terpaku pada alat cukur dan tukang cukur yang baru dikenalnya. Bawa mainan favorit anak ke salon.
Sebaiknya cukur rambut anak dalam posisi duduk dipangku orang tua. Ini bisa mengurangi kecemasan anak.