Parenting

Berapa Usia Rata-Rata Anak Mendapat Diagnosis Autisme?

Diagnosis autisme bisa diketahui pada usia kurang dari 18 bulan
Diagnosis autisme bisa diketahui pada usia kurang dari 18 bulan

Diagnosis autisme lebih kompleks dari kondisi medis lainnya. Autisme tidak sama dengan penyakit-penyakit umum yang bisa diketahui melalui tes darah atau tes medis.

Dokter perlu melihat riwayat tumbuh kembang anak dan perilaku anak sebelum mendiagnosis autisme. Oleh sebabnya banyak orang tua bertanya berapa usia rata-rata anak mendapat diagnosis autisme?

American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan anak bisa menjalani skrining untuk autisme antara usia 18-24 bulan. Namun, ciri-ciri autisme secara kasat mata sebetulnya bisa dilihat sejak anak berumur satu tahun bahkan lebih kecil dari itu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sayangnya kebanyakan kasus anak terlambat menjalani skrining. Mereka baru didiagnosis autisme ketika berusia lebih tua, misalnya 4-5 tahun, bahkan banyak yang didiagnosis autisme pada usia remaja hingga dewasa.

Kondis ini menyebabkan anak-anak dengan gejala autism spectrum disorder (ASD) tidak mendapatkan intervensi dini yang dibutuhkan.

Skrining dan Diagnosis Autisme

Salah satu putra kembar saya didiagnosis autisme pada usia 18 bulan. Sebetulnya suami saya sudah curiga dengan tumbuh kembang anak kami yang tampak berbeda dengan saudara kembarnya. Namun, saya menolak (denial) dengan alasan tidak ada riwayat dalam keluarga kami yang autis.

Barulah pada usia 18 bulan saya melihat tumbuh kembang anak saya semakin jauh tertinggal dari saudara kembarnya. Perilaku putra saya semakin aneh, khususnya melakukan gerakan berulang (repetitif), emosi tidak stabil, juga hiperaktif. Akhirnya anak saya mendapat diagnosis autisme oleh dokter pertama kali di Surabaya pada Juli 2019.

Lebih lanjut saya mencari pendapat kedua (second opinion) dari dokter berbeda di Bekasi. Putra saya menjalani skrining lengkap dan tes di sana.

Saya diminta mengisi kuisioner tentang anak saya. Isinya pertanyaan tentang tumbuh kembang anak, sejak saya mengandung hingga melahirkannya.

Saya juga mengisi lembar perkembangan anak, termasuk bahasa, sensorik motorik, pola pikir, perilaku, dan emosi. Hasil skrining menunjukkan anak saya ternyata tidak berada di jalur tumbuh kembang yang benar.

Dokter kemudian mengevaluasi dan kembali mewawancarai orang tua terkait hasil kuisioner. Barulah anak didiagnosis autisme atau tidak, perlu atau tidak layanan intervensi lanjutan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan Jurnal JAMA Pediatrics pada 2019 menyebutkan diagnosis autisme yang akurat sudah bisa diketahui pada usia lebih awal dari 18 bulan, yaitu 12 bulan. Studi ini dilakukan terhadap 2.241 balita dalam medio 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2018.

Orang tua ketika menemukan anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang, atau mengembangkan ciri-ciri autisme, jadwalkan pertemuan dan konsultasi dengan dokter anak yang memahami autisme. Jauh lebih baik memeriksakan anak kita secepatnya, ketimbang menunggu dan menerka.

Skrining anak untuk autisme relatif mudah, terdiri dari pertanyaan yang mayoritas menjawab ya atau tidak, serta daftar gejala. Sekiranya dokter anak mendeteksi kemungkinan tanda-tanda autisme selama pemeriksaan, lakukan intervensi dini segera, khususnya diet komprehensif untuk autisme.

Berita Terkait

Image

Tes Covid-19 untuk Remaja Penyandang Autisme

Image

Mengapa Anak Autis Lebih Banyak Laki-Laki Ketimbang Perempuan?

Image

Mengapa Anak Autis Lebih Banyak Laki-Laki Ketimbang Perempuan?

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog