Perubahan Iklim Memengaruhi Perilaku Bertelur Burung
Studi terbaru the Australian National University (ANU) mengungkap perubahan perilaku burung dalam merespons perubahan iklim dalam setengah abad terakhir. Penelitian ini melibatkan sejumlah peneliti lain dari Universitas Edinburgh, British Trust for Ornithology, Sovon Dutch Centre for Field Ornithology dan Dutch Center for Avian Migration and Demography.
Penulis utama sekaligus ilmuwan ANU Research School of Biology, Dr Nina McLean mengatakan timnya mengamati dan meneliti dampak tersebut pada 60 spesies burung berbeda di Inggris dan Belanda. Hasilnya setengah dari jenis burung tersebut mengalami perubahan perilaku dan karakter fisik sejak 1960.
Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini menemukan perubahan iklim memengaruhi ketahanan satwa liar.
"Ketahanan satwa liar didorong sampai ke batas akhir karena banyak tantangan yang mereka hadapi, termasuk perubahan lanskap ekosistem akibat aktivitas manusia," kata Nina.
Perubahan iklim mendorong urbanisasi, perubahan tutupan lahan, hilangnya habitat, masuknya spesies invasif, dan sebagainya. Peneliti menganalisis tiga perubahan perilaku pada burung terkait perubahan iklim, yaitu perilaku bertelur, kondisi fisik burung, dan jumlah keturunan yang dihasilkan.
Studi menemukan hampir seluruh burung dalam objek penelitian bertelur lebih awal akibat perubahan iklim. Burung Chiffchaff (Phylloscopus collybita) misalnya bertelur 6-12 hari lebih awal dalam 50 tahun terakhir.
Burung-burung di Inggris dan Belanda mengalami fenomena pemenang dan pecundang akibat kenaikan suhu. Beberapa spesies bisa beradaptasi dengan kondisi fisik dan jumlah keturunan, sedang beberapa lainnya menderita.
Burung Garden warbler (Sylvia borin) mengalami penurunan jumlah keturunan hingga 26 persen dalam setengah abad terakhir. Kondisi ini benar-benar mengkhawatirkan kelestarian spesies ini di masa depan.
Berbanding terbalik dengan burung redstarts (Phoenicurus redstarts) yang mengalami peningkatan jumlah keturunan hingga 27 persen selama setengah abad terakhir. Sebagian besar peningkatan ini akibat pemanasan global.