Hemat Uang dengan Berani Bilang TIDAK

Uang  
Hemat uang dengan berani bilang TIDAK
Hemat uang dengan berani bilang TIDAK

Salah satu hal tersulit yang kita lakukan sebagai makhluk sosial adalah melewatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, mendatangi tempat-tempat baru, atau sekadar jalan-jalan bersama teman dan keluarga. Orang-orang marketing di luar sana, disadari atau tidak, memanfaatkan situasi yang disebut FOMO ini untuk memengaruhi cara kita menghemat uang dan mendorong kita membelanjakannya lebih banyak.

Sulit hemat uang karena FOMO

Fear of Missing Out atau FOMO adalah rasa takut yang kita rasakan karena tidak bisa mengikuti aktivitas tertentu. Singkatnya, kita merasa takut ketinggalan. Istilahnya kudet alias kurang update. Kita merasa cemas karena ketinggalan berita, ketinggalan tren, dan hal lain yang mayoritas dipicu penggunaan media sosial.

Akibatnya apa? Kita takut mengatakan TIDAK karena bisa melewatkan sesuatu yang dianggap penting bagi orang banyak. Kita takut dibilang kudet kalau tidak pernah minum kopi kekinian. Kita takut dibilang kudet kalau belum nonton film terbaru idol tertentu di bioskop. Kita takut dibilang kudet kalo tidak ikut jalan bersama teman ke mal baru.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketidakberanian kita menolak atau bilang TIDAK mendorong kita malas menghemat uang dan membuat keputusan lebih bertanggung jawab terhadap finansial.

Bagaimana kita berani bilang tidak supaya bisa hemat uang?

Mungkin kita sulit memberi tahu orang lain bahwa kita tidak bisa mengikuti mereka. Namun, kesulitan seperti itu sama artinya kita tidak memunyai prioritas untuk mengatur keuangan lebih bijak.

1. Ajukan ide atau tawaran lebih murah

Kalau ada teman atau keluarga mengajak kita berjalan-jalan atau nongkrong di tempat mahal, jika kita tak bisa menolaknya, maka berikan ide atau tawarkan tempat baru yang harganya lebih terjangkau.

Sekiranya mereka menolak, sampaikan bahwa kita sebetulnya ingin hadir bersama mereka, tetapi kita mau hemat uang karena ada prioritas lain. Apa pun itu, kita cukup memastikan bahwa teman dan keluarga tetap penting buat kita.

2. Minta dukungan mereka tentang tujuan finansial kita

Semisal ada teman yang mengajak kita belanja ke butik, mal, outlet, dan sebagainya, kita bisa menolak dengan cara halus. Cobalah menyampaikan pada mereka bahwa kita memunyai tujuan finansial tertentu, misalnya naik haji sebelum 30 tahun, atau mau nabung untuk membeli mobil, dan sebagainya.

Secara tidak langsung ini cara terbaik untuk memulai pembahasan soal uang dengan orang-orang yang kita percaya. Pastikan kita memberi tahu mereka bahwa kita membutuhkan dukungan moral.

Dari sana, lihat reaksi mereka. Jika mereka adalah teman yang baik, mereka pasti mendukung keputusan kita.

3. Jujur dengan diri sendiri

Jika mengatakan tidak bukan pilihan, setidaknya kita berani jujur pada diri sendiri tentang rencana finansial kita ke depan. Pas kita lagi jalan-jalan ke mal dan melihat banyak diskon, jujurlah pada diri sendiri.

Diskon-diskon tersebut hanyalah permainan angka dan teknik marketing tingkat tinggi. Kita tidak harus terjebak dengan impulsive buying.

Tujuan utama kita adalah kebebasan finansial. Kita tak mungkin mencapainya jika tidak melakukan persiapan mulai dari sekarang.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image