Cara Mengatur Gaji Biar tidak Gigit Jari

Uang  

Pertolongan terbesar yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri adalah mengelola keuangan dengan bijak sejak hari pertama gaji masuk ke rekening kita.

Memang benar, godaan membelanjakan uang secara royal itu besar, terlebih kita berpikir, “Saya sudah kerja keras banting tulang, apa salahnya menghabiskan uang sendiri?” Ya 'kan?

Sekarang bagaimana kalau kita mengubah perspektif kita? Haruskah kita menghabiskan uang yang kita hasilkan dengan penuh keringat untuk hal-hal sembarangan tanpa perencanaan? Kita asal saja beli ini, beli itu, gesek di sini, gesek di situ, begitukah?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Atur keuangan supaya tidak gigit jari/ Foto: olahan pribadi dari Canva
Atur keuangan supaya tidak gigit jari/ Foto: olahan pribadi dari Canva

Cara Mengatur Gaji dengan Baik

Kita memang berhak menikmati sedikit penghasilan kita, tetapi lakukan dengan penuh perencanaan. Inilah saatnya membangun rutinitas mengatur gaji supaya kelak di hari tua kita tidak gigit jari.

Bagaimana cara membelanjakan gaji kita dengan baik?

1. Buat anggaran

Setiap kali saya menulis tentang perencanaan keuangan untuk siapa pun itu, saya selalu menyertakan penyusunan anggaran sebagai langkah wajib yang perlu dilakukan.

Sekarang banyak aplikasi pencatatan keuangan gratis yang bisa membantu kita menyusun anggaran bulanan. Kalau sekiranya kita masih manual, ya tinggal catat saja di buku tulis, atau buat spreadsheet di Excel.

2. Atur pemotongan gaji otomatis

Sangat penting untuk menabung terlebih dahulu, baru membelanjakan uang kemudian, ketimbang membelanjakan uang dahulu kemudian menabung sisanya belakangan.

Kalau kita sering lupa, atur skema menabung otomatis di ponsel. Kita bisa melakukannya dengan bantuan aplikasi pencatatan keuangan atau aplikasi investasi. Secara otomatis uang gaji kita akan dipotong dan ditransfer untuk tabungan.

3. Katakan ‘tidak’ pada utang

kalau kita masih punya utang, lunasi segera. Hindari terjebak di perangkap sama.

Tanamkan dalam pikiran kita bahwa lebih baik menabung dan menghasilkan bunga, ketimbang berutang dan membayar bunga. Jangan tergoda mengambil utang baru, kecuali kita benar-benar punya alasan tepat melakukannya.

4. Simpan bonus atau kenaikan gaji

Kapanpun kita mendapat bonus, insentif, atau kenaikan gaji, jangan mudah tergoda menggunakannya sebagai reward untuk diri sendiri. Kalau pun kita ingin menghadiahi diri sendiri, berikan yang manfaatnya lebih besar, misalnya membeli saham baru atau reksa dana baru, bukannya membeli ponsel baru di saat ponsel lama masih berfungsi dengan baik.

Gaya hidup hedon adalah godaan generasi milenial dan di bawahnya. Hanya karena kita menghasilkan uang lebih banyak, bukan berarti kita harus menghabiskannya lebih banyak. Lawan godaan tersebut dan langsung transfer bonus ke buku tabungan.

5. Efisiensi tiga jenis pengeluaran

Tiga jenis pengeluaran yang biasanya menjadi anggaran terbesar adalah transportasi, rumah tinggal, dan makan. Apabila kita bisa mengefisiensi ketiganya, kita akan mendapat uang ekstra yang bisa ditabung.

Pertama, pertimbangkan tinggal di rumah sewa atau kost sederhana, tidak perlu mewah. Apalagi kalau kita termasuk orang sibuk menghabiskan lebih dari separuh hari di luar rumah.

Kedua, pertimbangkan untuk memvariasikan transportasi sehari-hari. Kita tidak perlu terus bawa mobil pribadi ke kantor, cukup sesekali saja, atau beralih naik sepeda motor dan angkutan umum.

Ketiga, jauh lebih hemat jika kita memasak sendiri di rumah. Sekiranya itu tidak bisa dilakukan, hindari rutin makan di restoran besar atau rumah makan mewah. Manfaatkan warteg atau warung sederhana dengan menu-menu lezat, tetapi ramah di kantong.

6. Sesuaikan penggunaan utilitas sehari-hari

Periksa peralatan apa saja yang kita punya di rumah sewa atau kostan yang sekiranya memungkinkan kita mengefisiensi biaya listrik. Cek apakah kita masih lalai membiarkan banyak colokan di stop kontak ketika hendak tidur.

Cabut segera ponsel dan pengisi daya lainnya ketika selesai digunakan. Matikan AC jika ruangan sudah dingin, atau cukup nyalakan kipas angin.

Uang pribadi memang urusan pribadi. Masalahnya adalah kita terlalu fokus pada keinginan hari ini dan mengabaikan kepentingan masa depan.

Pernahkah kita berpikir berapa lama waktu yang diperlukan untuk menabung 20 persen gaji sampai jumlahnya bisa digunakan sebagai uang muka pembelian rumah? Pernahkah kita berpikir apa yang terjadi jika di masa depan kita tidak punya dana pensiun lantaran uangnya habis untuk liburan dan tujuan jangka pendek?

Luangkan waktu sejenak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Selamat menabung.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image