Uang

Ngopi dan Ngafe dengan Bijak Supaya Anggaran tak Membludak

Ngopi dan ngafe dengan bijak
Ngopi dan ngafe dengan bijak

Ketika kita bangun pagi, cuaca sedikit dingin atau mungkin hujan, hal pertama yang kita pikirkan untuk memulai hari adalah secangkir kopi hangat. Ketika kita bosan karena work from home terus, hal pertama yang kita pikirkan adalah ngopi di kafe, atau bahasa gaulnya ngafe.

Apakah kopi bagusnya dibuat sendiri di rumah? Tentu saja, terlebih bagi kita yang ingin menghemat anggaran. Sayangnya mayoritas dari kita membeli kopi di titik-titik drive thru, dan lebih banyak sambil nongkrong di kafe.

Minum kopi sudah jadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Data Organisasi Kopi Internasional (ICO) menyebutkan konsumsi kopi di negara ini mulai melonjak hingga 174 persen pada 2016. Tak heran saat ini menjamur kedai-kedai kopi di perkotaan yang dinikmati kaum urban.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Anggaran Ngopi dan Ngafe

Berapa anggaran yang kita habiskan setiap bulan untuk minum kopi? Pernah menghitungnya tidak?

Coba cek lagi riwayat transaksi GoPay, DANA, LinkAja, atau mutasi rekening kita sebulan atau dua bulan terakhir di ponsel. Jumlahkan semua pembelian kopi di Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Kopi Kulo, McCafe, hingga Starbucks yang kita lakukan. Kaget kan?

Di mana pun kita berhenti ngopi dan ngafe dengan minimal pengeluaran Rp 15-25 ribu per cangkir, sesungguhnya kita bisa membeli atau membuat sendiri dengan harga sama untuk lima cangkir kopi bahkan lebih. Secara matematika, lebih masuk akal kita membayar lima ribu rupiah untuk secangkir kopi lokal dibanding Rp 25 ribu per cangkir.

Pengeluaran kecil, sesederhana ngopi dan ngafe ini adalah alasan kita terjebak dalam gaya hidup berlebihan. Saat ngopi di kafe, biasanya kita tidak hanya membeli kopi, tetapi juga panganan manis yang ada di sana. Hal ini membuat kita semakin berisiko mengeluarkan uang ekstra di luar kemampuan sebenarnya.

Kebiasaan seperti ini sering kali menjadi penyebab anggaran keuangan anak muda zaman sekarang timpang dan kegiatan belanja mereka menjadi tidak sehat. Istilahnya lebih besar pasak dari pada tiang. Mereka tidak bisa menabung, tetapi bisa ngopi dan ngafe setiap pekan.

Cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah meninjau kembali perencanaan keuangan dan anggaran untuk memahami di mana pengeluaran utama kita. Terkait ngopi dan ngafe, ada kok alternatif yang bisa kita lakukan.

Pertama, bikin kopi sendiri di rumah. Kedua, Minum air perasan lemon sebagai gantinya. Bukankah ini jauh lebih sehat? Ketiga, manfaatkan fasilitas ngopi gratis di kantor, jika ada. Keempat, ganti ngopi dengan ngeteh.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog