Kesalahan Finansial Terbesar yang Sering Dilakukan Orang Tua
![Kesalahan finansial orang tua perlu mendapat perhatian khusus](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/3vkxpm2gaq.jpg)
Stres pengasuhan anak, baby blues, pekerjaan rumah tangga menumpuk, dan jam tidur kurang adalah alasan sempurna untuk mempraktikkan perencanaan keuangan yang ceroboh. Kita sebagai orang tua baru dijejali dengan iklan-iklan di berbagai lini masa, memancing kita mengeluarkan uang lebih banyak atas nama kebahagiaan anak.
Sejak anak baru lahir sampai sekolah dasar, kita menghabiskan begitu banyak uang tanpa banyak pikir. Begitu anak SMA dan mau kuliah, baru kita ketar-ketir dan menyesal kenapa tidak menyusun perencanaan keuangan terbaik dari dahulu.
Inilah kenapa kita perlu mengetahui kesalahan finansial terbesar yang sering dilakukan orang tua dan bagaimana cara memperbaikinya sebelum terlambat.
1. Belanja berlebihan sebelum lahiran
Calon orang tua mengeluarkan banyak uang sebelum bayinya lahir. Setelah kebutuhan dasar si jabang bayi terpenuhi, mulai dari tempat tidur bayi, car seat, popok, dan pakaian bayi, kita seolah tak ingin berhenti di situ.
Rasanya anak kita kelak membutuhkan semua perlengkapan dan pernak-pernik bayi yang diiklankan tersebut. Kita membeli semuanya tanpa menyaring mana yang anak butuhkan dan mana yang sebatas keinginan orang tuanya.
Barulah beberapa bulan setelah anak lahir kita menyadari tak ada guna membeli sepatu bayi baru lahir, tas bayi, bottle warmer, dan sebagainya. Bayi kita seakan tumbuh lebih cepat dan tidak membutuhkan semuanya.
Bagaimana cara memperbaikinya? Sebelum anak lahir, buat daftar barang yang benar-benar dibutuhkan. Bertanya pada anggota keluarga atau teman yang punya anak lebih dulu. Lebih baik kita bertanya pada ahlinya ketimbang menebak-nebak sendiri.
2. Terlambat menabung
Kita terlanjur menguras uang untuk keperluan pralahiran, sehingga hanya tersisa sedikit uang untuk ditabung. Orang tua yang tidak menabung sejak dini pasti menyesal di kemudian hari.
Tabungan di sini bentuknya bisa berupa tabungan pensiun, asuransi anak, atau tabungan pendidikan anak. Kita perlu mengetahui waktu terbaik untuk menabung adalah 10 tahun lalu dan waktu terbaik berikutnya adalah hari ini.
Jadi, mulailah menyisihkan sebagian uang untuk masa depan. Pilih investasi tepat yang bisa menumbuhkan uang kita dari waktu ke waktu.
3. Tidak mengajarkan literasi finansial pada anak
Begitu anak memasuki usia sekolah, pikiran kita sebagai orang tua kerap bergumul dengan konsep keuangan. Kita memberikan semua yang diinginkan anak, memanjakan mereka dengan materi, dan secara tidak langsung menjadikan anak kita generasi konsumtif.
Cara memperbaikinya adalah ajarkan anak literasi finansial sedini mungkin. Libatkan anak dalam penyusunan anggaran rumah tangga. Ajarkan mereka menabung sejak kecil dan menyusun perencanaan keuangan.
4. Lupa menyiapkan dana pensiun
Percaya atau tidak, orang tua di Indonesia kadang berlebihan mendukung anak. Mereka seolah khawatir anak-anak mereka tidak bisa masuk perguruan tinggi bagus, di dalam atau luar negeri. Mereka menabung berlebihan untuk anak, tetapi lupa menyiapkan masa tua untuk diri sendiri, misalnya dalam bentuk dana pensiun.
Akibatnya apa? Jika sesuatu terburuk pada diri kita terjadi, kita secara tak langsung menjadikan anak-anak kita generasi sandwich yang harus menghidupi orang tuanya. Kita mungkin tidak meminta anak melakukannya, tetapi sebagai anak, mana mungkin mereka menolak berbakti pada orang tua, ya kan?
Cara memperbaikinya adalah kita siapkan dana pensiun kita selagi muda. Tabung untuk anak dalam bentuk asuransi pendidikan. Insya Allah kalau kuliah anak lancar, mereka pasti bisa mengakses pekerjaan dengan pendapatan lebih tinggi.
5. Tidak punya asuransi kesehatan atau asuransi jiwa
Tidak ada yang senang membayar asuransi karena asuransi menguras dompet. Ini benar. Namun, ketika kondisi darurat terjadi, dan biasanya terjadi seiring bertambahnya usia, maka asuransi kesehatan atau asuransi jiwa menjadi malaikat penolong kita.
Orang sering mengabaikan dua jenis asuransi ini. Padahal asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sekarang tidak semuanya mahal.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/fb74e704eca2e121105fa8e409c60295.jpg)