Cara Mengatur Keuangan Ala Mahasiswa

Uang  

Kuliah adalah waktu yang tepat bagi kita untuk belajar mengelola keuangan dan mengatur kesuksesan finansial sepanjang usia. Fokus utama tetap, yaitu mendapat pendidikan berkualitas sembari mengembangkan keterampilan manajemen keuangan yang pastinya diperlukan setelah kita lulus.

Cara Mengatur Keuangan Mahasiswa

Memang benar, mengatur keuangan bisa sangat rumit bagi mahasiswa. Namun, belajar mengelola keuangan sejak dini menjadi bagian penting menuju masa depan keuangan sehat.

Bagaimana cara mengatur keuangan sebagai mahasiswa?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Buka rekening bank

Puluhan tahun lalu saya baru buka rekening bank setelah menjadi mahasiswa. Kalau zaman sekarang sepertinya pelajar SMA saja bisa buka buku tabungan, asalkan sudah punya kartu tanda penduduk (KTP).

Kalau bisa kita minimal punya dua rekening berbeda. Rekening pertama khusus ditujukan untuk biaya kuliah, menerima transfer bulanan dari orang tua, uang makan, sewa kost, dan sebagainya.

Belajar mengatur keuangan sejak mahasiswa/ Foto: olahan pribadi dengan Canva
Belajar mengatur keuangan sejak mahasiswa/ Foto: olahan pribadi dengan Canva

Rekening kedua khusus ditujukan untuk menabung. Anggap saja ini adalah rekening untuk dana darurat. Kita tidak akan pernah menggunakannya, kecuali dalam kondisi terpaksa.

Buka rekening online zaman sekarang sangat mudah. Kita tidak perlu datang ke bank dan membuat buku tabungan atau kartu fisik.

2. Susun anggaran

Anggaran ala ibu rumah tangga dengan mahasiswa tentu saja berbeda. Gagasan untuk memetakan anggaran, menyusun pos-pos anggaran penting sebagai mahasiswa mungkin sebagian orang menganggapnya berlebihan. Toh, mahasiswa secara finansial masih bergantung orang tua. Kalau ada uang lebih, mereka tinggal menikmati. Kalau uang kurang, mereka tinggal minta.

No, no, no, bukan begitu. Ketika kita sejak muda sudah membiasakan diri menyusun anggaran atau perencanaan keuangan, maka kita akan mengantongi wawasan finansial di masa depan.

Hidup dengan anggaran terbatas sebagai mahasiswa bukan berarti kita tidak bakal bisa bersenang-senang. Luangkan waktu untuk memikirkan semua biaya hidup yang kita perlukan setiap bulan.

Mulailah dengan biaya dasar, seperti uang kuliah, uang makan, uang sewa kost, buku pelajaran, perlengkapan kuliah, pulsa, ongkos transportasi atau BBM kendaraan bermotor, perlengkapan mandi, hingga biaya pangkas rambut.

3. Beli buku pelajaran bekas atau pinjam

Harga buku-buku kuliah zaman sekarang sungguh menakutkan. Oleh sebabnya kita tidak harus membeli buku baru.

Coba cari tahu keberadaan buku-buku bekas yang diperlukan untuk bahan kuliah. Cara lainnya kita bisa mencari buku yang dimaksud di perpustakaan pusat, fakultas, atau jurusan.

Fotokopi buku asli tidak saya sarankan, sebab bagaimana pun kita harus menghormati karya cipta penulis. Jauh lebih bijak jika kita membeli buku bekas, meminjam di perpustakaan, meminjam dari alumni atau senior di kampus yang mungkin saja sudah tak membutuhkan buku tersebut.

4. Masak sendiri dan bawa bekal makanan ke kampus

Coba deh, kita pasti terkejut melihat betapa banyak uang yang bisa dihemat dengan memasak sendiri di rumah, kemudian membawa bekal makanan ke kampus.

Kita tak harus benar-benar stop beli makan di luar, tetapi kita bisa belajar untuk mengurangi. Contohnya, Senin sampai Rabu kita bawa bekal ke kampus, sedangkan Jumat sampai Minggu beli makan di luar.

Kalau pun harus beli makan di luar, makanlah di warteg atau kantin kampus yang harganya lebih miring. Jangan terlampau sering makan di rumah makan besar atau warung franchise cepat saji.

5. Pertimbangkan cari uang tambahan

Dahulu orang tua saya selalu berpesan, "Nak, tugasmu belajar, lulus, jadi sarjana." Namun, saya diam-diam tetap mencari uang tambahan, meski tidak bekerja paruh waktu.

Paling sering saya mengikuti lomba-lomba kepenulisan di kampus. Alhamdulillah beberapa artikel atau makalah yang saya tulis keluar sebagai pemenang. Hadiahnya lumayan bagi saya yang statusnya masih mahasiswa waktu itu.

Saya juga menjadi asisten dosen, dan asisten praktikum lapang kapan pun diperlukan. Kadang saya juga menerima tawaran menjadi pemandu atau tour guide, sebab kampus saya kebetulan membuka program wisata kampus (agroedutourism) bagi sekolah-sekolah luar yang ingin berkunjung.

6. Simpan uang yang ‘mendadak’ ditemukan

Dahulu sering sekali saya menemukan lembaran kertas dua ribuan, lima ribuan, atau sepuluh ribuan di kantong celana atau saku jaket. Jangan kita menganggapnya sebagai rezeki nomplok, sehingga bisa dihabiskan sesuka hati.

Uang ‘mendadak’ yang kita temukan itu termasuk pendapatan yang bisa dialokasikan untuk tabungan. Jangan pula mengabaikan the power of recehan. Lihat pengamen jalanan yang bisa mengantongi penghasilan banyak hanya bermodal uang receh dari penumpang angkot atau saweran dari orang-orang yang melewatinya.

Uang logam kembalian saat kita berbelanja bisa menjadi tabungan kecil-kecilan. Ketika jumlahnya terkumpul banyak, bisa kita gunakan untuk keperluan penting lainnya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image