Mitos Hamil Kembar yang Sering Bikin Salah Paham
Semua kehamilan itu istimewa, entah itu kehamilan tunggal atau kembar. Namun, hamil kembar kerap memaksa kita berpikir macam-macam, mulai dari yang logis sampai takhayul. Ini berdasarkan pengalaman saya pribadi.
Orang bilang, hamil kembar bahagianya dua kali lipat. Namun, kekhawatirannya juga dua kali lipat. Padahal di era informasi sekarang ini, kita tinggal meng-counter pikiran-pikiran buruk yang muncul dengan mencari referensi terpercaya. Faktanya tetap saja kita sebagai perempuan yang sedang mengandung janin kembar tak sepenuhnya menafikan rasa waswas tersebut.
Mitos Hamil Kembar
Dalam beberapa hal, hamil kembar tak jauh beda dari hamil tunggal. Namun, perlakuan selama masa kehamilan mungkin lebih ekstra pada ibu dengan janin kembar.
Contohnya, ibu yang sedang hamil kembar memerlukan nutrisi tambahan lebih banyak, pemeriksaan dokter lebih intensif, dan pemantauan estimasi tanggal persalinan lebih ketat.
Berikut adalah enam mitos hamil kembar yang sering bikin calon ibu salah paham. Semoga setelah membaca artikel ini, perempuan-perempuan yang tengah mengandung janin kembar tidak khawatir berlebihan lagi ya.
1. Morning sickness lebih parah
Memang benar, beberapa perempuan yang hamil kembar mengalami morning sickness parah. Saya mual dan muntah nyaris tujuh bulan usia kehamilan saat mengandung si kembar. Padahal saat mengandung anak pertama, saya jarang sekali mengalami mual dan muntah.
Jadi, kita tidak bisa menggeneralisir perempuan yang sedang hamil kembar pasti lebih parah morning sickness-nya dibanding perempuan yang tengah hamil tunggal.
2. Hamil kembar diturunkan dari riwayat keluarga
Kalau kita punya sepupu kembar, apakah artinya kita berpeluang kelak punya anak kembar? Belum tentu.
Ini bergantung pada kembar yang bagaimana? National Health Service (NHS) Amerika Serikat mengatakan kembar identik (monozigot) tidak diturunkan dalam keluarga. Semua perempuan hamil berpeluang mengandung anak kembar identik yang secara genetik dan fisik berperawakan serupa.
Kembar yang diturunkan dari riwayat keluarga justru kembar non-identik (dizigot). Anak kembar ini secara genetik dan fisik bisa dibedakan. Nah, kembar non-identik ini bisa terjadi jika ibunya mewarisi gen kembar dalam keluarga. Inilah yang terjadi pada saya.
3. Hamil kembar bersalinnya pasti caesar
Saat kita mengandung anak kembar, operasi caesar seakan satu-satunya pilihan metode bersalin. Ini salah besar.
Kita tetap bisa melahirkan anak kembar melalui persalinan normal. Namun, semua bergantung pada kesehatan ibu dan kondisi kehamilan kembar si ibu. Dokter paling paham dengan situasi kita.
4. USG satu-satunya cara mengetahui kehamilan kembar
Teknologi ultrasonografi (USG) tentu saja andalan untuk mendeteksi kehamilan kembar. Namun, itu bukan satu-satunya cara dokter mendiagnosis kita hamil tunggal atau hamil kembar.
Cara manual paling gampang adalah dokter mendengar dua detak jantung di rahim kita menggunakan stetoskop.
5. Berat badan ibu bakal naik signifikan
American Pregnancy Association (APA) memperkirakan perempuan yang sedang hamil kembar mengalami pertambahan berat badan 15-20 kilogram (kg) selama masa kehamilan. Saya rasa angka segitu bukanlah hal yang pantas ditakutkan.
Iya juga ya. Dulu sewaktu saya hamil kembar, berat badan saya hanya bertambah 15-16 kg.
Apa yang bikin ibu hamil kembar mengalami kenaikan berat badan signifikan?
Salah satunya karena mereka percaya pada mitos yang menyebutkan ibu hamil kembar harus makan dua porsi untuk dua orang. Padahal tugas kita hanyalah memastikan diri makan makanan kaya nutrisi.
6. Kembar identik punya satu plasenta, sedang kembar non-identik punya dua plasenta.
Kembar identik berasal dari satu sel telur yang membelah menjadi dua. Kembar non-identik berasal dari dua sel telur yang dibuahi dua sel sperma secara terpisah.
Mitos yang berkembang menyebutkan kembar identik memiliki satu plasenta, sedangkan kembar non-identik memiliki dua plasenta. Faktanya tidak selalu demikian.
Sepertiga kembar identik di dunia lahir dari dua plasenta. Sekitar separuh kembar non-identik di dunia lahir dengan satu plasenta.