Parenting

Ayah Lembut bukanlah Ayah Lemah

Hindari gaya pengasuhan otoritatif
Hindari gaya pengasuhan otoritatif

Gaya pengasuhan lembut menggunakan empat pendekatan, yaitu rasa hormat, pengertian, empati, dan batasan. Keempatnya menghasilkan ikatan kuat dan sehat antara orang tua dan anak.

Gaya pengasuhan lembut berfokus pada pengembangan kualitas yang ingin dilihat orang tua pada anaknya. Ayah sebagai kepala keluarga misalnya, memberi contoh anak sesuai usianya.

Seorang ayah akan menenangkan putranya yang tantrum dengan memeluknya, membiarkan anak menangis untuk meredakan emosi, menjaga anak dari hal-hal yang melukai diri ketika sedang marah, dan mengajarkan anak teknik pernapasan yang baik kala emosi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ada balita menumpahkan susu ke tumpukan mainan. Ayah yang lembut akan membimbing putrinya membersihkan bekas tumpahan susu, menjelaskan mengapa putrinya tidak boleh mengulang hal sama, dan mengajak anak kembali bermain. Anak akhirnya menurut tanpa perlawanan.

Penulis The Gentle Parenting Book, Sarah Ockwell Smith mengatakan orang tua yang lembut bukanlah orang tua yang lemah. Orang tua yang lembut bukanlah orang tua serba permisif ke anak.

Jadi, apa artinya orang tua lembut?

Mereka adalah orang tua yang menghadapi anak penuh kesabaran, kebaikan, dan pengertian. Tentu ini tidak mudah, tetapi sesungguhnya orang tua mana pun bisa melakukannya. Gaya pengasuhan seperti ini paling efektif untuk generasi masa kini.

Gaya pengasuhan tradisional biasanya fokus pada hukuman, sedangkan gaya pengasuhan lembut fokus pada pengajaran. Orang tua memodelkan perilaku yang tepat kepada anak-anak.

Contohnya ketika anak yang dianggap masih kecil dibebaskan memilih pakaian sendiri. Orang tua cukup memberikan afirmasi positif dan menunjukkan keyakinan dan harapan bahwa anaknya bisa berpakaian sendiri.

"Balita pasti mengamuk, sedangkan anak remaja pasti bersikap kasar dan membalas. Mereka begitu karena ya memang begitu tahapan perkembangan otak yang harus dilalui," kata Sarah.

Jadi, meski pun orang tua menginginkan anak patuh, orang tua tidak boleh memaksa. Kelak jika terus dipaksa, anak kelak dewasa mudah tertekan secara mental.

Bukankah tujuan hukuman mendisiplinkan anak?

Kalau hukuman dianggap cara mendisiplinkan anak dalam waktu singkat, itu salah. Disiplin singkat adalah menghentikan anak yang tiba-tiba berlari menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan. Disiplin singkat adalah menghentikan anak dari memegang panci di atas kompor yang sedang menyala.

Begitu situasinya bukan darurat, orang tua mendahulukan panduan untuk anak. Jangan langsung memberi hukuman.

Gaya pengasuhan lembut memang sangat sulit karena tidak bisa dilakukan orang tua yang lemah hati. Butuh orang tua yang tenang ketika menghadapi anak marah, dan tenang itu sulit ketika kita sendiri sedang lelah atau stres. Namun, hidup adalah proses pembelajaran tiada henti.

Sebagai orang tua kita perlu bersabar dan menghilangkan kebiasaan pengasuhan otoritatif. Instrospeksi diri dengan cepat sembari mengadopsi gaya pengasuhan lembut. Pahami diri kita sebelum memahami anak-anak kita.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog