Si Kecil Bertanya: Mengapa tidak Ada Hewan Berkaki Tiga?

Lingkungan  
Si kecil bertanya,
Si kecil bertanya, "Mengapa tidak ada hewan berkaki tiga?"

Hewan-hewan di muka Bumi ini berjalan dengan dua kaki, empat kaki, enam kaki, bahkan ratusan kaki. Namun, mengapa tidak ada yang berjalan dengan tiga kaki? Kecuali hewan tersebut cacat atau mengalami mutasi genetik.

Putri saya pun bertanya-tanya. Saya pernah mendengar Larutan Badak Cap Kaki Tiga, tetapi itu bukan hewan, melainkan merek sebuah minuman kesehatan.

Tracy Thomson, ilmuwan Universitas California dalam penelitiannya yang diterbitkan dalam Jurnal Bioessays berjudul Three‐Legged Locomotion and the Constraints on Limb Number: Why Tripeds Don’t Have a Leg to Stand On mula-mula mempertanyakan hal itu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penelitian ini menunjukkan, meski nyaris tidak mungkin ada hewan berkaki tiga, tetapi beberapa hewan menggunakan posisi tripod untuk beristirahat. Meerkat, hewan karnivora kecil yang satu keluarga dengan luwak berdiri dengan sikap tegak ditopang ekor yang kesannya menjadi kaki ketiga.

Burung beo dan kakatua juga melakukan gerakan tripod. Mereka menggunakan paruh sebagai pegangan tambahan bersama kedua kaki untuk bermanuver di cabang-cabang pohon atau kandang burung.

Kanguru memiliki kaki yang panjang, tetapi hewan ini sulit berjalan seperti hewan lain. Oleh sebabnya kanguru menggunakan ekor dan kaki depannya untuk bergerak saat merumput.

Pertanyaan selanjutnya muncul, ketika begitu banyak hewan menggunakan kuda-kuda tripod untuk bergerak, mengapa tidak ada hewan yang terlahir dengan tiga kaki?

Jawabannya mungkin tersembunyi dalam DNA dan cara hewan dan manusia berevolusi. Thomson mengatakan hampir seluruh DNA hewan dan manusia memiliki bentuk sepasang atau kode bilateral. Akibatnya selalu ada dua sisi untuk segala sesuatu.

Semua hewan berkembang dari satu sel tunggal, yaitu satu sel telur yang menyatu dengan satu sel sperma ketika dibuahi. Kedua sel itu membelah menjadi dua, dan masing-maing sel baru itu kembali membelah sehingga total menjadi empat, kemudian membelah lagi menjadi delapan, 16, 32, dan seterusnya.

Tak lama kemudian kelipatan sel yang membelah tadi menjadi segumpal besar bernama blastocyst. Bola sel itu kemudian runtuh beberapa kali, layaknya proses melipat kertas origami, terbentuklah bagian kepala, ekor, sisi kiri, dan sisi kanan tubuh. Jadilah dia embrio.

Embrio tumbuh membentuk bagian-bagian tubuh, struktur tulang, hingga pasangan lengan dan kaki. Serangkaian gen yang disebut hox memberi tahu embrio tadi harus membuat berapa banyak segmen. Hewan berkaki empat akan mengulangi segmen pasangan tungkainya sebanyak satu kali. Nantinya muncul perbedaan antara kaki depan dan belakang.

Segmen tungkai pada serangga diulangi tiga kali menghasilkan enam kaki. Kepiting, lobster, udang segmennya diulang lima kali sehingga menghasilkan 10 kaki. Lipan dan kaki seribu segmennya diulangi 13 dan 380 kali sehingga masing-masingnya membentuk 26 dan 760 kaki (bukan 100 atau 1.000 kaki seperti nama yang diberikan orang-orang).

Bagaimana dengan bintang laut yang kakinya lima?

Bintang laut kelihatannya saja memunyai lima kaki. Kelima kakinya itu sebetulnya anggota tubuh, lebih tepatnya lengan. Di bawah masing-masing lengan atau kaki bintang laut terdapat ratusan kaki (sungut) mungil yang digunakan bintang laut untuk berjalan. Jumlahnya pun genap, bukan ganjil.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image