Tips Atasi Tangan Pecah-Pecah karena Terlalu Sering Dicuci
Cuci tangan sudah menjadi ritual nasional di Indonesia sejak pandemi covid-19 awal 2019. Namun, beberapa orang dengan kulit tangan sensitif sedikit tak nyaman dengan kebiasaan ini.
Memang benar, mencuci tangan bagus untuk kesehatan. Namun, terlalu sering mencuci tangan atau menyemprotkan hand sanitizer buktinya tidak terlalu baik untuk kulit.
Kulit tangan kita bisa menjadi kering, bahkan berkembang menjadi ruam yang disebut dermatitis kontak. Saya mengalami sendiri di mana kulit tangan saya merah, gatal-gatal, pecah-pecah, bahkan sampai lecet dan pedih ketika bersentuhan dengan air dan sabun.
Untungnya kita bisa menerapkan langkah lanjutan untuk mencegahnya lebih buruk. Pertama, mencuci tangan dengan air dingin atau suam-suam kuku. Jangan mencuci tangan dengan air terlampau hangat karena bisa memperparah kondisi kulit.
Kedua, jangan mengeringkan tangan dengan handuk kasar karena bisa melukai kulit. Pemilik kulit tangan sensitif sebaiknya mengeringkan tangan dengan cara menepuk-nepuk tangan dengan lembut hingga kering.
Ketiga, oleskan pelembab tangan. Kita harus melakukannya justru saat kulit masih agak lembab. Cari pelembab dengan bahan-bahan aman, seperti petrolatum, minyak mineral, ceramide, dan gliserin.
Keempat, pilih sabun mengandung pelembab. Sabun yang mengandung pelembab tidak terlalu keras untuk kulit.
Carilah sabun yang mengandung gliserin, ceramide, dan asam hialuronat. Kalau kita ingin mencari sabun alami, cari yang mengandung minyak alpukat, shea butter, minyak kelapa, dan minyak jojoba.
Kelima, hindari sabun yang mengandung parfum karena biasanya mengandung alergen yang memicu dermatitis kontak. Selain parfum, kandungan lainnya bisa mungkin methylisothiazolinone, methylchloroisothiazolinone, cocamidopropyl betaine dan balsam.