Parenting

Banyak Anak Terinfeksi Omicron Alami Croup

Gejala omicron yang khas pada anak, yaitu croup
Gejala omicron yang khas pada anak, yaitu croup

Jumlah pasien anak di Amerika Serikat yang dirawat di rumah sakit karena gejala omicron, varian covid-19 melonjak di atas empat ribu pasien. Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat anak-anak yang terinfeksi covid-19 per awal Februari 2022 meningkat di atas seribu persen atau naik 10 kali lipat dibanding sebulan sebelumnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan peningkatan kasus covid-19 pada anak kini luar biasa. Gejala yang dialami anak ketika terinfeksi covid-19 barian omicron sebagian besar bersifat ringan.

Kendati demikian, Piprim mengingatkan orang tua supaya tidak lengah dan mencegah anak supaya tidak tertular omicron.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Ketika kasus covid-19 meningkat, positivity rate-nya juga bertambah karena omicron sangat menular," katanya dalam webinar Update Tata Laksana Covid-19, Rabu (9/2).

Sampai saat ini ilmuwan di berbagai negara terus mencari tahu seberapa parah gejala omicron pada anak dibanding gelombang infeksi sebelumnya. Pasalnya omicron sangat menular dan melanda seluruh dunia dua bulan terakhir.

Peneliti dan dokter di Amerika menemukan satu gejala omicron yang khas pada pasien anak, yaitu croup atau batuk keras. Gejala ini sering muncul pada balita atau anak berusia di bawah lima tahun.

"Kami menemukan virus omicron menetap di saluran pernapasan anak bagian atas. Ini menyebabkan gejala pilek dan umumnya anak mengalami croup," kata James Antoon, dokter anak di Monroe Carell Jr. Children's Hospital di Vanderbilt, dilansir dari the Denver Channel.

Croup, sebut Antoon lebih sering terjadi pada anak-anak berusia enam bulan hingga tiga tahun. Suara batuk anak seperti menggonggong menyerupai suara anjing laut. Anak-anak juga mengalami kesulitan bernapas.

Antoon mengatakan orang tua dengan anak-anak yang memiliki gejala omicron atau covid-19 ringan harus fokus menjauhkan anak dari orang lain di rumah. Anak-anak juga dipastikan rajin mencuci tangan. Hubungi dokter jika anak mengalami sesak napas.

"Penanganan pernapasan karena omicron berbeda dengan penanganan pernapasan karena asma," sebutnya.

Apa Itu Croup?

Croup adalah penyakit saluran pernapasan pada anak yang umum disebabkan infeksi virus. Infeksi pada saluran ini menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan anak bagian atas, mulai dari laring atau saluran pernapasan setelah rongga mulut, trakea atau batang tenggorokan, hingga bronkus atau cabang trakea yang menuju ke paru-paru.

Dilansir dari Alodokter, perusahaan layanan konsultasi kesehatan daring berbasis web dan aplikasi, croup berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua jenis.

1. Viral croup

Ini adalah jenis croup paling umum yang disebabkan virus parainfluenza. Beberapa virus lain yang bisa menyebabkan viral croup adalah adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), dan campak.

Viral croup bisa menular melalui percikan air ludah ketika anak yang terinfeksi batuk atau bersin. Anak bisa terinfeksi viral croup ketika tak sengaja menyentuh mulut, mata, atau hidung, tanpa mencuci tangan setelah bersentuhan dengan kontaminan.

2. Spasmodiac croup

Ini adalah jenis croup disebabkan alergi atau asam lambung yang naik ke saluran pernapasan anak bagian atas. Spasmodiac croup bisa terjadi mendadak dan biasanya muncul saat tengah malam.

Anak tiba-tiba terbangun karena sesak napas, tetapi tidak demam. Croup satu ini bersifat kambuhan.

Dokter anak di berbagai negara saat ini tengah mengembangkan vaksin untuk kelompok anak usia termuda, yaitu balita. Tantangannya adalah menemukan dosis yang tepat.

Pfizer pada Desember 2021 mengumumkan formulasi dosis rendah, yaitu sepersepuluh dosis orang dewasa bekerja dengan baik pada anak-anak berusia enam bulan hingga dua tahun. Namun, tingkat antibodi anak tidak sekuat anak-anak usia 2-4 tahun.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog