Indahnya Langit Malam di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran di malam hari/ Foto: @naufalalbad via @btn_baluran
Listrik telah merevolusi kehidupan kita. Ketika lampu-lampu buatan manusia itu bersinar terang bagai bulan di malam hari, kita dengan cepat kehilangan pandangan tentang langit luas dan bintang yang berkelap-kelip di atas sana.
Di luar negeri, khususnya Inggris dan Amerika Serikat tengah populer stargazing and dark sky tourism atau wisata langit malam. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi taman nasional, tempat mereka bisa menyaksikan pertunjukan surgawi berupa hamparan bintang di malam hari.
Ketertarikan wisatawan luar negeri pada langit malam bermula sejak 2009. Saat itu Galloway Forest Park di Inggris dinobatkan sebagai Taman Langit Gelap pertama, diakui oleh the International Dark Sky Association (IDA). Amerika Serikat memunyai Buffalo National River di Arkansas yang juga diakui IDA.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Wisata minat khusus ini semakin meningkat selama pandemi Covid-19. Kita tidak harus menjadi seorang astronom dengan peralatan lengkap untuk menikmati pemandangan bintang di malam hari. Kita cukup menggelar alas atau tikar di atas tanah, menengadahkan kepala mengagumi ciptaan Tuhan, bulan dan bintang di langit sana.
Di Indonesia, salah satu spot terbaik untuk stargazing dan dark sky tourism adalah Savana Bekol, Taman Nasional Baluran.Bekol di malam hari/ Foto: @riiann_s via @btn_baluran
Taman Nasional Baluran terbilang jauh dari pusat keramaian. Secara alami pemandangan langit malamnya sungguh bersih, tanpa polusi cahaya khas perkotaan yang mengaburkan pandangan mata kita saat melihat bintang-bintang.
Taman Nasional Baluran dijuluki the Little Africa van Java. Savana bekolnya terluas di Pulau Jawa.Savana Bekol Taman Nasional Baluran/ Foto: @nofia25 via @btn_baluran
Padang rumput ini membentang seluas 10 ribu hektare (ha) yang mendominasi sepertiga kawasan Taman Nasional Baluran yang luasnya mencapai 25 ribu ha.
Savana adalah padang rumput dengan pohon-pohon yang tersebar. Savana Bekol adalah savana tropis yang terbentuk karena kebakaran hutan secara alami.Rusa timor, salah satu mamalia yang merumput di Savana Bekol/ Foto: @srih968
Savana di Taman Nasional Baluran secara topografi dibedakan menjadi savana datar (flat savanna) dengan tanah endapan (aluvial) dan savana datar sampai bergelombang (undulating savanna) dengan tanah berwarna hitam dan berbatu. Bekol saat ini dipenuhi lamuran putih (Dichantium caricosum) dan tanaman invasif akasia (Acacia nilotica).Menunggu senja di Taman Nasional Baluran/ Foto: @andreyongz via @btn_baluran
Savana Bekol Taman Nasional Baluran juga berfungsi sebagai feeding ground bagi satwa liar lainnya. Berbagai spesies mamalia besar hidup di sini, antara lain kerbau liar (Bubalus bubalis), rusa timor (Cervus timorensis), kijang (Muntiacus muntjak), ajag (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), dan banteng (Bos Javanicus) yang merupakan flagship species di Taman Nasional Baluran.
Sore hari menjelang senja adalah waktu terbaik menyaksikan pemandangan spektakuler di Bekol. Kawanan rusa timor pulang ke Bekol untuk merumput dan istirahat. Mereka datang dari berbagai penjuru taman nasional. Suara derap kakinya terdengar menderu dari kejauhan.Sore hari hingga senja, kawanan rusa pulang ke Savana Bekol/ Foto: @yukbanyuwangi
Begitu satwa-satwa ini selesai berkumpul di padang rumput sepenuhnya, senja yang tadinya memerah berganti gelap. Satu-satunya yang tersisa adalah ketenangan malam dan kita yang berada di sana.Hamparan bintang dari Savana Bekol Taman Nasional Baluran/ Foto: @emak_jipu
Taman Nasional Baluran menyajikan pemandangan bintang yang murni dan menunggu untuk dikunjungi. Apakah kamu tertarik datang ke sana?
