Burung Kedasi yang tak Pernah Mau Mengurus Anaknya
Burung kedasi dikenal sebagai burung paling malas sekaligus ibu paling durhaka di dunia. Hewan satu ini tak mau membuat sarang, tak pernah sudi mengerami telur dan mengurus anak-anaknya.
Sebagai jalan pintas, burung kedasi sengaja menitipkan telurnya di sarang burung lain. Dia juga memaksa induk burung lain memelihara anaknya.
Sadis ya? Perilaku ini dikenal dengan brood parasitism atau parisitisme anakan dan sarang.
Layaknya hewan parasit, burung kedasi yang masih satu keluarga dengan wiwik dan uncuing ini mengancam kebahagiaan burung yang menjadi inang. Mereka yang menderita karena menjadi inang burung kedasi adalah burung cinenen (Orthotomus sp), perenjak (Prinia familiaris), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Remetuk laut (Gerygone sulphurea), dan Kipasan belang (Rhipidura javanica).
Uniknya burung-burung inang ini memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari burung kedasi. Kesannya seperti induk ayam mengasuh anak burung unta. Begitulah kira-kira.
Perilaku Buruk Burung Kedasi
Ahli burung Fakultas Kehutanan IPB yang kebetulan pembina saya dahulu di Kelompok Pemerhati Burung (KPB) Himakova, Ibu Yeni Aryati Mulyani pernah bercerita burung kedasi memiliki suara nyaring dan lantang. Masyarakat Jawa umumnya tidak suka kicauannya karena dianggap sebagai pertanda kematian.
Kicauan burung kedasi kerap terdengar, tetapi burungnya sendiri jarang terlihat. Lebih lanjut berikut adalah perilaku buruk burung kedasi.
1. Burung kedasi adalah induk yang tidak bertanggung jawab
Seperti yang saya tuliskan di awal, burung kedasi tidak mau mengerami telurnya. Dia diam-diam menaruh telurnya di sarang burung lain yang juga sedang bertelur.
Begitu induk burung yang menjadi inang meninggalkan sarang, misalnya pergi mencari makan, burung kedasi akan mendatangi sarang burung tersebut dan meletakkan telurnya di antara telur anakan lainnya.
Tak jarang burung kedasi menyingkirkan satu telur inang sebelum meletakkan telurnya di sana. Perilaku ini disebut egg tossing.
Telur burung kedasi umumnya menetas lebih cepat dari telur-telur burung inang. Ketika anakan kedasi keluar dari cangkangnya dan menjadi piyik, dia juga berperilaku sama seperti induk aslinya.
Piyik kedasi ini akan menendang keluar telur-telur yang belum menetas, juga anak burung yang lebih kecil hingga terlempar dari sarangnya. Tujuannya licik, supaya burung inang hanya fokus membesarkan si anak kedasi. Sadis ya?
2. Mengintimidasi burung inang yang tak mau mengerami telurnya
Sebuah jurnal yang diterbitkan di Avian Research berjudul Development and Behavior of Plaintive Cuckoo (Cacomantis merulinus) Nestlings and Their Common Tailorbird (Orthotomus sutorius) hosts menguraikan lebih lanjut perilaku buruk burung-burung yang termasuk Famili Cuculidae ini. Induk burung kedasi akan mengintimidasi burung inang yang tidak mau bekerja sama memelihara anaknya.
Beberapa burung inang mungkin menyadari salah satu telurnya berbeda, sehingga menolak mengerami telur asing tersebut, bahkan ada yang menyingkirkannya.
Nah, induk kedasi yang mengetahui fakta ini akan mengintimidasi burung inang di sarangnya. Dia akan menghancurkan sarang burung inang.
Mau tak mau burung inang tak punya pilihan selain mengerami telur burung kedasi dan merawat anaknya setelah menetas.
3. Anak kedasi memonopoli pakan
Burung kedasi tergolong kejam dan berbahaya karena mengancam kelestarian burung lain. Anak kedasi layaknya artis peran mengemis diberi pakan lebih banyak dari inangnya.
Setiap kali inangnya datang ke sarang membawa makanan, anak kedasi akan menggelengkan kepala lebih kencang dari anak asli si inang, bersuara lebih kencang, kemudian membuka mulutnya lebih lebar.
Sudah diberi makan pun, anak kedasi tetap saja memonopoli pakan. Dia terus meminta makanan, sehingga anakan inang yang asli justru tidak kebagian makanan.
Seburuk apapun perilaku burung kedasi, tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang tidak bermanfaat. Sebagian besar burung kedasi memakan serangga. Oleh karenanya burung kedasi menjadi sahabat petani karena memakani serangga yang menjadi hama di lahan pertanian.