Tips Menabung Ketika Masih Lajang
Kapan waktu terbaik untuk menabung? Jawaban orang mungkin beda-beda, tetapi umumnya saat terindah untuk menabung adalah ketika kita masih lajang.
Kehidupan lajang kota saat ini cenderung dihabiskan dengan gaya hidup mentereng, gelas-gelas penuh minuman memabukkan, makan dengan piring-piring mewah di restoran, pergaulan bak sosialita. Kendati demikian, banyak juga lajang kota yang memaksimalkan penghasilan untuk masa depan.
Terlepas apa pun pilihan cara kita menghabiskan masa muda, satu hal tetap sama, yaitu kelak kita akan mengemban tanggung jawab, minimal bertanggung jawab pada diri sendiri di hari tua.
Coba pikirkan, ketika masih muda dan lajang, kita memegang kendali atas keuangan. Kita bisa memfokuskan penghasilan untuk masa depan, terlepas nantinya kita berkeluarga atau tidak, terlepas peran kita sebagai suami atau istri.
Kali ini, kita akan membahas tips memulai keterampilan menabung saat masih lajang. Kita bisa mempraktikkan sedini mungkin.
1. Mulai menabung meski dalam jumlah kecil
Tak salah pepatah bilang, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Untuk meningkatkan jumlah tabungan, kita harus menyimpan uang kendati dalam jumlah kecil.
Kalau tren menabung saat ini tak begitu populer lantaran investasi, mulailah berinvestasi hari ini. Apakah dalam bentuk reksa dana, emas, obligasi, atau saham. Semuanya bisa dicicil kok.
Jika kita ingin memaksimalkan jumlah tabungan, kita bisa menggunakan beragam aplikasi untuk memotong gaji secara otomatis setiap bulan dalam jumlah sama. Jadi, kita konsisten menyimpan rupiah setiap bulan.
2. Jadikan dapur pribadi sebagai restoran favorit
Namanya juga anak muda. Pastilah banyak godaan untuk pergi makan ke mal atau restoran. Apalagi, sekarang sudah banyak aplikasi pesan antar makanan. Semua tinggal search dan klik.
Akan tetapi, kita perlu mengubah kebiasaan ini supaya tidak menjadi latah. Mulailah dengan menjadikan dapur pribadi sebagai restoran favorit.
Prioritaskan makan masakan sendiri. Bayangkan, anggaran makan di restoran rata-rata Rp 100-150 ribu per orang bisa kita alihkan untuk makan dua hari di dapur sendiri.
3. Sewa rumah atau kamar sederhana
Anggaran sewa hunian, entah itu rumah, kost, atau apartemen para lajang kota saat ini cukup tinggi. Biaya sewa bulanan ini salah satu pengeluaran terbesar mereka.
Untuk membantu memaksimalkan tabungan, kita bisa menyewa hunian sederhana yang lebih hemat biaya utilitas. Sekiranya terpaksa menyewa apartemen, kita bisa tinggal bersama teman.
Biasakan bernegosiasi dengan diri sendiri. Jangan sungkan meminta keringanan harga sewa kepada pemilik rumah atau kost.
4. Jangan terlampau boros di anggaran hiburan
Saat muda, kita memang butuh hiburan untuk mengatasi stres kerja. Akan tetapi, pastikan anggaran hiburan kita jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Pengorbanan kecil di sana-sini bisa menghemat uang kita lebih banyak di masa muda. Contohnya, alih-alih naik pesawat Jakarta-Yogyakarta untuk liburan, kita bisa memilih naik kereta. Bujet hotel pun bisa dibuat lebih efisien.
Ketika ingin membeli sesuatu, pertimbangkan memanfaatkan diskon besar-besaran. Apalagi, banyak situs belanja online menawarkan potongan harga di momen-momen tertentu. Manfaatkan itu.
5. Tetap termotivasi dan terinspirasi
Mengurangi pengeluaran memang sulit. Namun, kita harus bisa memotivasi diri, misalnya berkaca pada rekan yang sudah sukses.
Kita lebih bagus membandingkan diri dengan mereka yang menginspirasi. Ini bukan berarti kita iri, melainkan membantu kita fokus pada tujuan masa depan.
Ketika kita selalu ingat tujuan utama kita, otak kita akan merangsang tubuh dan mental kita bekerja untuk meraihnya. Kendati kita perempuan yang kelak akan berumah tangga dan mempunyai suami yang bertanggung jawab, kita tetap harus bisa berdiri di atas kedua kaki kita sendiri.