Parenting

Jangan Cuma Mikirin Paket Internet Cepat, Peluk Juga Anak Kita Lebih Cepat!

Peluk anak setiap hari
Peluk anak setiap hari

Suatu hari dalam perjalanan liburan semester anak, di dalam mobil, saya menerima pesan singkat. Operator merah menginformasikan paket internet cepat saya sudah habis.

Perhatian saya dari ponsel teralih sejenak. Mau tak mau saya harus membeli paket internet cepat berikutnya melalui salah satu aplikasi dompet digital, barulah me time bisa berlanjut sembari menunggu mobil berhenti di hotel tempat kami menginap.

Pada waktu bersamaan, putri sulung saya merengek manja, tidak seperti biasanya. Dia bilang, "Ibun, peluk. Ibun nggak boleh main hp."

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Deg! Jantung saya tiba-tiba berdegup kencang. Pikiran saya seperti memutar kilas balik saat putri kecil saya yang tahun ini akan berusia tujuh tahun itu masih bayi. Saya peluk, gendong, ayun, dan ciumi dia tiap hari. Saya melakukannya setulus hati, tanpa dia minta.

Tiga tahun terakhir, setelah saya sibuk mengurus putra kembar saya, adik si sulung, rasanya saya makin jarang memeluk kakak. Bagaimana dengan suami? Saya tak bisa menyalahkannya.

Suami saya jelas menghabiskan lebih banyak waktu di kantor, terlebih sejak berakhirnya masa work from home. Saat dia pulang ke rumah, anak-anak sudah tidur. Waktu terluangnya hanya akhir pekan.

Seketika memanaslah mata ini. Sebisa mungkin saya tahan tangis yang hendak jatuh. Saya tak mau putri saya lanjut menghujani ibunya dengan pertanyaan berikutnya, seperti, “Ibun kenapa nangis?”

Saya peluk erat dia, saya simpan ponsel saya dalam tas. Urusan beli paket internet cepat ya nanti sajalah. Saya ingin menikmati sejenak kehangatan ini. Bagaimana pun, me time terbaik adalah bersama buah hati saya. Hal ini belum tentu saya dapati ketika mereka sudah dewasa dan mengejar impian masing-masing.

Manfaat pelukan dan ciuman untuk anak

Ada masa ketika saya tak sengaja menonton salah satu siaran televisi interaktif melalui IndiHome dari Telkom Indonesia. Sebuah konten edukasi untuk keluarga membahas pola asuh anak bersama banyak tokoh.

Di sana, saya menonton Mas Andi F Noya bercerita tentang salah satu putranya yang mengalami masalah pelajaran dan perilaku di sekolah. Akhirnya, Mas Andi membawa sang putra ke psikolog. Apa saran dari psikolog? Sederhana, berikan pelukan lebih sering pada si anak.

Saya belajar banyak dari sana bahwa yang namanya anak, terlebih anak kecil membutuhkan banyak stimulasi sensorik yang berbeda untuk tumbuh kembang terbaik. Sentuhan fisik atau istilahnya skin to skin contact, seperti berpelukan dengan orang tua merupakan stimulasi terpenting untuk menumbuhkan anak dengan otak sehat dan tubuh kuat.

Apa saja manfaat pelukan untuk anak?

1. Membuat otak anak lebih cerdas

Sebuah penelitian di Eropa Timur yang pernah saya baca membahas sekelompok bayi di panti asuhan yang menghabiskan 22-23 jam keseharian mereka di boks bayi. Botol susu sengaja dipasang dengan alat khusus supaya bisa diminum anak otomatis.

Bayi-bayi tersebut sangat minim kontak fisik dan interaksi dengan pengasuh mereka yang jumlahnya terbatas. Hasilnya, seiring pertambahan usia, anak-anak tadi kerap bermasalah dengan perkembangan kognitif dan keterampilan motorik.

Penelitian yang diterbitkan dalam Genetic Psychology Monograph ini mengatakan tidak semua jenis sentuhan bermanfaat untuk anak. Hanya sentuhan berupa pelukan lembut dan hangat bisa memberikan stimulasi positif untuk otak mereka pada usia emasnya.

Bayi di panti asuhan yang menerima pelukan setidaknya 20 menit sehari, ditambah stimulasi taktil atau sentuhan interpersonal lainnya justru memiliki skor tinggi dalam perkembangan kognitif.

2. Membuat anak lebih sehat

Ada banyak manfaat kesehatan dari memeluk dan mencium anak. Pelukan dapat meningkatkan kesehatan fisik anak dan membuat anak yang sedang sakit cepat sembuh.

Semua tak lepas dari pengaruh hormon oksitoksin. Hormon kebahagiaan ini memiliki kekuatan luar biasa, misalnya merespons kekebalan tubuh anak.

Oksitoksin menurunkan kadar hormon tiroid dalam plasma darah dan mengurangi peradangan. Oksitoksin memberikan dukungan sosial untuk anak dan meningkatkan kekebalan tubuh mereka dalam berbagai kondisi.

Jadi, kenapa anak kita sering sakit? Mungkin salah satunya karena kita sebagai orang tua sudah jarang memeluknya.

3. Mengurangi tantrum anak

Pelukan bagus untuk kesehatan emosional anak. Kita saja ketika berselisih dengan pasangan, amarah bisa reda dengan pelukan. Tak heran Fiersa Besari dalam salah satu lirik lagunya bilang, "Segala sesuatu yang pelik bisa diringankan dengan peluk."

Saya membuktikannya sendiri pada putra kembar saya. Tidak ada hal lebih cepat bisa menghentikan mereka saat tantrum selain pelukan hangat dari orang tua.

Banyak orang tua khawatir memeluk anak yang suka mengamuk berarti memberi reward atau imbalan salah, berarti membenarkan kesalahan anak. Bagi saya, tidak sama sekali.

Memeluk anak tidak sama dengan mengalah atau menolerir kesalahan mereka. Bagi saya, mengatur emosi itu sama seperti mengendarai mobil.

Saat semangat kita memuncak, kita melajukan mobil lebih cepat. Namun, saat ada yang menenangkan kita, seperti alunan musik lembut, tanpa sadar kita akan melajukan mobil lebih pelan.

Ini berarti pelukan bisa mengerem gairah atau pun tantrum berlebihan pada anak. Pelukan dapat menyelamatkan anak kita dari kehancuran emosional.

4.Membuat anak lebih bahagia

Sampai hotel, paket internet cepat saya berhasil diperbaharui. Saya bisa kembali berselancar di internet sementara anak-anak tertidur lelap. Pencarian saya sampai di sebuah penelitian Carnegie Mellon University.

Sekelompok peneliti menemukan dampak pelukan terhadap pemaparan konflik. Mereka meneliti 404 orang selama 14 hari berturut-turut tentang konflik dan perlakuan yang diterima.

Hasilnya, ketika seseorang dihadapkan pada konflik, orang yang sering menerima pelukan lebih tenang menghadapinya. Pelukan ternyata mampu memfasilitasi adaptasi positif seseorang dalam menangani konflik.

Jika kita bawakan ke anak, anak yang menerima pelukan lebih sering mampu membangun resiliensi atau ketahanan diri lebih baik. Anak-anak yang mendapat pelukan lebih banyak dari orang tuanya tumbuh menjadi anak yang tangguh.

Pelukan meningkatkan sumber daya psikologis, seperti optimisme, ketahanan diri, kepercayaan diri, dan pengaturan emosi. Optimisme di sini mengacu pada sejauh mana anak memiliki harapan baik tentang masa depan.

Anak bisa menentukan perilakunya sendiri, mana yang baik dan mana yang buruk. Ini menciptakan efek penyangga stres. Oksitoksin pelan-pelan keluar dan akhirnya membuat anak merasa lebih dicintai.

Pada akhirnya, impian dan doa kita agar anak kita tumbuh menjadi anak yang bahagia terwujud.

5. Menciptakan ikatan (bonding) kuat dengan orang tua

IndiHome salah satu pendukung utama saya dalam menentukan aktivitas terbaik, termasuk menentukan resolusi parenting saya tahun ini. Kalau di rumah, saya tak perlu khawatir kehabisan kuota karena paket internet cepat tersedia 24 jam.

Saya bisa tahu bahwa pelukan menciptakan ikatan (bonding) lebih kuat antara anak dengan orang tua. Dalam hal ini, pelukan bukan hanya bagus untuk anak, tetapi juga bermanfaat untuk saya sebagai ibunya.

Sejak pertama kali saya menggendong bayi saya, kami membentuk ikatan khusus yang dipupuk seiring pertambahan usia. Saya percaya, pelukan pertama itu tak akan tergantikan.

Teruslah peluk dan sayangi anak-anak kita. Jadikan praktik pengasuhan yang baik ini sebagai bagian dari kebiasaan kita sehari-hari. Kelak, mereka akan berterima kasih untuk itu ketika mereka dewasa.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Parenting dan lifestyle blogger yang senang menuangkan kisahnya di www.muthebogara.blog