Rendang Lokan, Oleh-oleh Lezat dari Pasaman Barat
Rendang salah satu makanan tradisional Indonesia yang sudah mendunia. Salah satu keunikan rendang adalah daya simpannya lama karena menggunakan bumbu-bumbu kompleks sebagai bahan pengawet alami.
Sebut saja bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, daun kunyit, dan daun tapak leman. Bahan-bahan alami ini bersifat antiseptik atau membunuh bakteri yang bersifat patogen.
Masyarakat Indonesia, khususnya wisatawan yang datang ke Sumatra Barat lebih familiar dengan rendang sapi. Namun, masyarakat Minangkabau terus berinovasi dengan memodifikasi aneka bahan utama rendang, mulai dari nabati hingga hewani, seperti rendang paku atau pakis, rendang telur, rendang itik, rendang kambing, dan rendang lokan.
Rendang lokan merupakan rendang khas masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dan Pesisir Selatan. Lokan (Geloina erosa) sejenis kerang yang bisa dijumpai di muara sungai berlumpur atau vegetasi rawa yang berdekatan dengan laut.
Lokan bisa dibilang kerang air tawar. Cangkangnya berwarna gelap, membulat, dan sedikit cekung. Bentuknya berbeda dengan kerang laut yang berwarna kuning krem. Daging lokan lebih tebal dari kerang laut karena secara ukuran juga lebih besar.
Bumbu dasar rendang lokan tak berbeda dengan rendang daging. Bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, dan cabai merah dihaluskan. Sisanya adalah bumbu kasar, seperti serai, daun jeruk, dan daun tapak leman atau lebih dikenal dengan daun mangkokan.
Setelah dibersihkan dari cangkang, lokan direbus sebentar untuk menghilangkan bau amis. Berikutnya, lokan dicampur dengan perasan santan beserta bumbu halus dan bumbu kasar yang sudah disiapkan.
Proses memasak rendang lokan cukup lama. Aneka bumbu rempah tadi menghadirkan cita rasa rendang lokan nan lezat. Makin cokelat atau gelap warnanya, makin nikmat rasanya, dan makin lama daya simpannya.
Sayangnya, tidak semua kabupaten di Sumatra Barat menjual rendang lokan. Tempat paling mudah menemukan kuliner lezat satu ini adalah Kabupaten Pasaman Barat yang berjarak sekitar 184 kilometer (km) dari Padang, ibu kota Provinsi Sumatra Barat.
Sejumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Pasaman Barat berinovasi dengan rendang lokan, seperti Langkok Kuliner. Ini salah satu brand rendang lokan buatan masyarakat Nagari Maligi, Kecamatan Ranah Pasisie.
Nagari ini merupakan desa pesisir yang memiliki garis pantai sepanjang 13 km dengan empat jorong. Hutan mangrove di Maligi masih alami dan memiliki potensi lokan cukup tinggi.
Rendang lokan dari Langkok Kuliner diolah dengan bumbu-bumbu alami dan berkualitas. Produksinya higienis, menggunakan alat dan bahan terbaik, diolah dengan cara tradisional, tanpa campuran pengawet.
Masyarakat lokal yang berprofesi sebagai penyelam mencari lokan sebagai bahan dasar rendang dengan usaha ekstra. Mereka menyelam sampai kedalaman 4-6 meter, bahkan terkadang menantang diri dengan risiko perjumpaan dengan buaya muara.
Soal rasa, rendang lokan amat gurih, pedas, kenyal, daging manis alami. Kaldunya sangat kuat.
Kandungan kolesterol rendang lokan lebih rendah dari rendang sapi. Sebagai perbandingan, 100 gram rendang sapi memiliki 13,9 gram lemak, sementara 100 gram rendang lokan hanya mengandung 1,1 gram lemak.
Lokan mengandung vitamin, protein, asam amino esensial lengkap sehingga lebih mudah dicerna tubuh ketimbang daging. Inilah yang menjadikan rendang lokan selalu dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Ranah Minang. Kamu tertarik mencoba?