Kenali Lima Dasar Literasi Keuangan untuk Pemula
Dasar-dasar literasi keuangan perlu diketahui siapa saja. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Kementerian Komunikasi dan Informasi menunjukkan Indeks Literasi Keuangan Nasional 2019 mencapai 38,3 persen. Persentasenya meningkat dari 29,7 persen pada 2016.
Sayangnya inklusi keuangan di Indonesia masih di level 76,19 persen. Angka ini berbanding jauh dari Singapura yang sudah di level 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.
Literasi keuangan masyarakat kita boleh kurang, tetapi sebetulnya tidak butuh waktu lama untuk membangun keterampilan dasar yang penting untuk keuangan pribadi. Apa pun tahap kehidupan yang sedang kita lalui hari ini, sekarang waktu tepat untuk memelajari dasar-dasar pengelolaan keuangan.
Berikut adalah lima dasar literasi keuangan yang perlu diketahui pemula.
1. Rekening bank
Punya rekening bank adalah cara teraman menyimpan uang. Jauh lebih sulit bagi pencuri untuk mencuri dari rekening bank ketimbang mengambil uang tunai yang kita simpan di rumah atau dompet.
Keuntungan lain memiliki rekening bank adalah uang kita dilindungi oleh pemerintah, dalam hal ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kita juga bisa memilih buka rekening di bank online yang telah diakui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Kartu debit dan kredit
Kita bisa menggunakan kartu debit atau kredit untuk melakukan pembayaran, sehingga tak perlu khawatir membawa uang tunai kemana pergi. Kartu debit dan kredit bisa digesek di mana saja, juga secara online melalui aplikasi digital.
Karti debit dan kredit jelas berbeda. Kartu debit ditautkan ke rekening tabungan kita. Setiap kita menggunakannya, kita menggunakan uang sendiri, bukan meminjam. Jumlahnya dipotong dari saldo di rekening kita.
Kartu kredit memiliki batas maksimal yang boleh dipinjam. Ini berarti kita meminjam uang ke penyedia kartu yang artinya saldo utang kita akan bertambah.
Biasanya kartu kredit berbunga. Saat kita membelanjakan uang Rp 1 juta misalnya, maka kita akan berutang Rp 1 juta ditambah bunga yang dibebankan perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit. Sistem pembayarannya bulanan, tetapi jauh lebih baik jika kita proaktif membayar utang kartu kredit lebih cepat untuk mencegah angka-angka itu berputar di luar kendali.
3. Pinjaman
Seperti halnya kartu kredit, kita bisa mengambil pinjaman di bank untuk mendanai pembelian besar, misalnya beli mobil, beli rumah, dan membayar tagihan darurat. Pinjaman di bank bisa diakses dalam jumlah besar yang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi kita untuk mengumpulkan uang sebanyak itu.
Pahami cara kerja pinjaman di bank dan implikasinya ketika kita tidak bisa mencicil bulanan. Selain di bank, kita juga bisa mendapatkan pinjaman dari platform aplikasi peer to peer (P2P) lending.
4. Perencanaan keuangan
Salah satu dasar literasi keuangan terpenting adalah membuat perencanaan keuangan. Ini akan memberi gambaran umum tentang keuangan pribadi kita.
Kita akan tahu persis berapa banyak pendapatan yang kita hasilkan, berapa banyak yang kita belanjakan, dan berapa banyak yang kita simpan untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Jika pengeluaran kita lebih besar dari penghasilan, ujung-ujungnya kita menciptakan utang yang menggunung.
5. Investasi
Setelah kita memahami empat dasar literasi keuangan di atas, maka pastikan uang itu bekerja untuk kita. Caranya adalah mulai berinvestasi.
Jika kita ingin bekerja selamanya, maka tak perlu berinvestasi. Namun, jika kita tak ingin selamanya bekerja mencari nafkah, maka siapkan dana untuk hari pensiun kita.
Investasi bentuknya banyak. Ada yang berinvestasi dalam bentuk real estate, saham, obligasi, reksa dana, emas, hingga mata uang kripto.